Rona Jingga
(catatan tertinggal di kala Idul Adha)
menyibak tirai jiwa
terbentang cahaya jingga disudut pancar.......
jiwa merontah
tangisi lakon yang diperangi
menebas diri
bebaskan jiwa yang terpasung
belati yang karat
ataukah
jiwa yang tlah tenggelam dalam semen basah......
mengeras......
di ujung kaki bukit
pupil mengecil melirik diri yang kian asing
ku harus kembali ke pantai
dan terus mendayung
ataukah
melanjutkan langkah meniti lakon
yang melukai orang lain......Antagonis!!!
bukan ku tak dewasa
tapi apakah aku mampu
mengalihkan cahaya yang hampir menyinarimu
rona jingga itu
percikan nurani yang menetes dari kendi yang telah retak
dan akupun tak mampu berbohong.......
ku hanya mencintai ia yang merasakan denyut nadiku...